Review : lensa Nikon AF-S 18-105mm VR
Lensa Nikon 18-105mm DX yang menjadi lensa
kit dari DSLR Nikon D90 keluaran tahun 2008 ini merupakan lensa zoom
Nikon kelas ekonomis yang populer karena harganya yang terjangkau, punya
rentang fokal yang cukup panjang dan efektif, serta plus fitur VR.
Hadirnya lensa ini secara tidak langsung menandakan kalau lensa 18-135mm
non VR (kitnya Nikon D80) telah diskontinu, maka tak heran kalau lensa
ini kini semakin banyak dicari oleh pemilik DSLR Nikon DX mulai dari D40
hingga D300. Apakah lensa seharga 4 juta (kurang sedikit) ini layak
dipertimbangkan sebagai lensa andalan anda? Simak review
yang kami buat selengkapnya.
Pendahuluan
Lensa Nikon 18-105mm
f/3.5-5.6g VR ini menjadi lensa zoom Nikon DX terbaru yang lagi-lagi overlap
dengan lensa consumer-grade Nikon lainnya (dalam hal rentang
fokal), seperti 18-55mm (kitnya D40-D5000), 55-200mm, 18-70mm (kitnya
D70), 18-135mm (kitnya D80) dan 18-200mm. Hal ini berbeda dengan yang
terjadi di jajaran lensa pro Nikon yang tidak ada overlap, mulai dari 14-24mm, 24-70mm,
70-200mm dan 200-400mm. Banyak pihak yang berharap Nikon akan membuat
versi VR dari lensa 18-135mm yang sangat populer di masa lalu, namun
ternyata inilah jawaban dari Nikon, lensa 18-105mm VR yang hadir di
bulan Agustus 2008, sebagai lensa kit dari Nikon D90.
Beberapa fakta dari lensa 18-105mm diantaranya :- rentang fokal lensa yang mencukupi untuk fotografi sehari-hari (equiv. 28-157mm)
- variable aperture dari f/3.5 hingga f/5.6 (maks) dan f/22 hingga f/38 (min)
- sistem stabilizer VR
- optik yang sudah dilengkapi elemen ED dan aspherical, plus SIC coating
- diameter filter 67 mm
- mounting dari bahan plastik
- inner focus, tidak ada elemen di depan lensa yang berputar
- format DX (tidak untuk DSLR full frame)
- tanpa fitur kelas pro (distance scale, ring aperture dsb)
Tak bisa dipungkiri, lensa ini memang
tergolong sebagai lensa serba-bisa (versatile lens) karena
rentang fokalnya, sehingga praktis saat dipakai bepergian tanpa perlu
membawa banyak lensa. Lensa ini juga sudah dianggap memenuhi syarat
mendasar sebuah lensa modern karena sudah ada VR, pake motor micro
untuk AF, ada ED lens dsb. Tapi bagaimana pun lensa 18-105VR ini
tetaplah lensa kit yang masih dipandang sebelah mata oleh sebagian dari
kita (terlepas harga jualnya yang lumayan mahal untuk ukuran lensa kit).
Ada yang bilang kalau lensa ini adalah versi murah dari lensa 18-200VR,
dengan harga setengahnya (dan rentang fokal yang juga setengahnya).
Namun ada yang bilang juga kalau lensa ini adalah penyempurna lensa
18-135mm yang dilengkapi VR dan sudah meniadakan masalah purple
fringing di lensa 18-135mm.
Bicara soal rentang fokal, khususnya di
posisi tele, memang fokal lensa kit dari D90 ini punya
keunggulan dibanding lensa kit lain yang umumnya berada di kisaran 55mm
dan 70mm. Tapi apakah 105mm ini sudah mencukupi untuk kebutuhan tele
atau tidak, tentu ini soal lain. Apalagi jika si empunya lensa tidak
bermaksud untuk memiliki lensa tele tersendiri, tentu fokal
105mm itu (ekuiv. 157mm) perlu dipertimbangkan lagi apa sudah cukup
panjang atau belum. Tapi bila kita merasa 105mm ini sudah cukup, maka
lensa ini sudah bisa menjadi lensa utama khususnya untuk pemula. Tak
heran meski 18-105VR ini sejatinya adalah lensa kitnya Nikon D90, namun
banyak yang membeli lensa ini untuk dipakai di kamera lain mulai dari
D40 hingga D300.
Selayang Pandang
Lensa 18-105VR sepintas tampak serupa
dengan lensa 18-135mm dengan ukuran yang relatif kecil meski memiliki
diameter filter 67mm. Bobot lensa inipun terasa pas, dalam arti tidak
ringan (seperti 18-55mm) dan tidak berat juga (seperti 24-70mm) sehingga
bila dipasang di kamera DSLR terasa balance. Dalam posisi wide
18mm, tidak ada bagian dari lensa yang menonjol, namun begitu
lensa di zoom maka elemen lensa akan memanjang dan akan berada di posisi
terpanjang berada pada posisi 105mm. Posisi ring fokus manual berada di
sebelah dalam (kebalikan dari lensa kit 18-55mm atau 55-200mm) sehingga
terhindar dari resiko terputar secara tidak sengaja (seperti yang
terjadi di lensa 24-70mm). Di samping kiri ada dua tuas selektor yaitu
tuas manual/auto fokus dan tuas on/off VR. Dalam urusan manual fokus,
lensa ini unik karena pada tuas tertulis kode A – M (bukannya M/A – M
seperti lensa Nikon yang lebih mahal) namun dalam penggunaan manual
fokus kita bisa memutar ring fokus kapan saja tanpa harus menggeser tuas
dari posisi A ke posisi M. Gerakan zoom lensa saat di putar terasa
kokoh dan tidak ‘enteng’ seperti lensa kit 18-55mm. Lensa buatan
Thailand ini memiliki mounting dari plastik sehingga perlu
hati-hati saat membawa kamera, jangan menggenggam pada lensanya (supaya
tidak patah).
Kinerja
Hanya ada dua hal yang perlu diketahui
soal kinerja lensa ini, yaitu kecepatan motor fokus AF-S dan performa stabilizer
VR. Kami tidak tahu jenis motor SWM di dalam lensa ini apakah tergolong
motor kelas murah (seperti motor SWM di 18-55mm atau 55-200mm) ataukah
yang kelas cepat (seperti motor SWM di 18-200mm atau 24-70mm). Anggaplah
dengan harga jualnya yang terjangkau, motor AF-S di lensa ini masih
memakai motor kelas murah; maka kami rasakan kecepatan penguncian fokus
di lensa ini tergolong amat cepat, sekitar setengah detik dalam kondisi
ideal. Kinerja mulai menurun saat dipakai di low-light, atau
bila kamera mencoba mengunci fokus pada objek foto yang kontrasnya
kurang.
Soal stabilizer, sistem VR di
lensa ini memang bukanlah sistem VR generasi II yang sanggup bekerja
hingga 4 stop. Nikon meng-klaim VR disini hanya bisa 3 stop, meski
kenyataannya tentu hasilnya bisa bervariasi. Terdengar suara halus dari
dalam lensa saat VR aktif (tombol shutter ditekan setengah) dan
efek stabilisasi bisa dirasakan melalui viewfinder optik. Soal
hasil pengujian VR di lensa ini bisa dilihat di pengujian di bawah ini.
Kinerja lensa secara umum
Fokal lensa dan bukaan diafragma
Lensa 18-105mm ini punya rentang fokal
yang cukup lebar (5,8 x zoom), dengan kemampuan mengambil area yang luas
(wideangle) hingga medium tele. Lensa semacam ini tentu amat
disukai oleh mereka yang membeli kamera DSLR untuk travelling,
karena kemampuannya menjangkau wide hingga tele tadi.
Pada posisi lensa 18mm, dengan adanya crop factor kamera Nikon
DX maka akan menjadi 27mm dan pada posisi lensa 105
akan menjadi 157,5mm. Untuk mendapat gambaran seperti
apa kemampuan rentang fokal ekstrim lensa ini, berikut adalah foto
replika candi Borobudur yang diambil dari kejauhan.
Adapun untuk urusan bukaan diafragma,
lensa 18-105mm ini memang tergolong lensa lambat dengan bukaan variabel
dari f/3.5 hingga f/5.6. Bagi yang belum mengetahui, lensa zoom ekonomis
memang tidak punya bukaan maksimal yang tetap pada seluruh panjang
fokal, sebagai gantinya bukaan maksimum lensa akan semakin mengecil
seiring perubahan posisi fokal lensa. Sebagai contoh, pada posisi 18mm
bukaan maksimal lensa ini adalah f/3.5 namun begitu posisi lensa berubah
ke 24mm maka bukaannya maksimalnya turun ke f/4. Yang membuat kami
cukup terkejut adalah bahwa lensa ini sudah mencapai bukaan maksimum
f/5.6 bahkan pada posisi fokal baru mencapai 70mm, sehingga di rentang
70 – 105mm bukaan maksimumnya sudah stabil di f/5.6. Jadi saran kami,
bila anda perlu memasukkan cahaya sangat banyak (ingin bukaan diafragma
sebesar mungkin) hindarilah memakai posisi fokal diatas 70mm.
Ketajaman
Sifat alami lensa pada umumnya akan
memberi ketajaman maksimal di bukaan sekitar f/8 dan akan soft
di bukaan maksimal dan minimal (akibat difraksi), demikian juga halnya
dengan ketajaman yang diberikan oleh lensa ini. Karena dengan 15 elemen
yang tersusun di dalam sebuah lensa ini, adalah wajar bila ketajaman
juga akan berbeda pada tiap posisi fokal, dan lensa akan cenderung lebih
soft pada posisi ekstrim di 18mm dan 105mm. Ketajaman juga tampak
berkurang di bagian tepi dan ini merupakan konsekuensi memakai lensa DX,
bukan suatu masalah bagi yang memakai lensa ini untuk memotret
orang/wajah, namun mungkin akan jadi masalah bagi mereka yang memakai
lensa ini untuk memotret landscape. Dari hasil pengujian, lensa
ini punya optik yang tergolong bagus karena mampu memberi ketajaman dan
kontras yang stabil di sepanjang rentang fokal, dengan sedikit
penurunan terjadi di posisi 105mm.
Kinerja VR
Kami ingin membuktikan efektivitas stabilizer
VR pada lensa ini, dimana VR berfungsi untuk mengkompensasi getaran
tangan saat memotret sehingga mencegah foto jadi blur.
Sebagaimana yang kita tahu, kamera cenderung akan memberikan hasil foto
yang blur akibat getaran tangan yang umumnya terjadi saat shutter
terlalu lambat dan/atau fokal lensa terlalu panjang. Di contoh
pengujian kali ini, kamimemakai speed 1/10 detik dan posisi
fokal lensa 105mm, dimana kombinasi keduanya hampir pasti akan
menghasilkan gambar yang blur tanpa VR. Ternyata dengan memakai
VR, kami tetap bisa membuat hasil foto yang tajam meski speed yang
dipakai itu 3 stop dibawah speed minimum secara teori
1/panjang fokal (fokal 105mm semestinya memakai speed 1/100
detik). Dari pengujian tadi, disimpulkan bahwa VR berfungsi dengan baik
dan efektif mencegah foto blur akibat pemakaian shutter
lambat dan/atau fokal tele. Sebgai catatan, VR bukan untuk
mencegah blur akibat gerakan objek yang difoto, dia hanya
mencegah blur akibat gerakan tangan si fotografer. VR juga
tidak berdaya untuk speed terlampau rendah (dibawah 1/8 detik)
untuk itu gunakan tripod.
Cacat lensa
Secara fisika, cacat atau penyimpangan
optik memang terpaksa dialami setiap lensa, sebutlah misalnya distorsi,
flare, vignetting dan chromatic abberation.
Semakin mahal lensa, makin baik kemampuannya dalam meminimalisir cacat
yang terjadi. Jadi saat memilih lensa ekonomis, tentu soal cacat lensa
ini perlu dikompromikan. Perlu dicatat bahwa cacat lensa yang kami
maksud bukanlah cacat dalam manufaktur seperti cacat fokus (front
focus/back focus) atau penyimpangan warna/tone.
Lensa 18-105mm merupakan lensa zoom yang
rentan terhadap distorsi. Di posisi 18mm, lensa mengalami cacat yang
nyata dalam hal distorsi dimana garis jadi tampak melengkung keluar (barrel)
dan ini membuat lensa ini tidak cocok untuk urusan foto arsitektur atau
interior. Namun begitu kita memakai fokal diatas 18mm, lensa langsung
berbalik mengalami distorsi kedalam (pincushion), padahal
biasanya pincushion hanya terjadi di posisi tele maksimum.
Biasanya untuk mengatasi kelengkungan ini foto harus diolah lagi memakai
software komputer.
Saat lensa mendapat sorot matahari dari
samping, sinar matahari akan terpantul-pantul diantara susunan lensa
dan menyebabkan flare. Pada lensa ini tampaknya flare
dapat diatasi dengan baik sehingga tidak mudah muncul. Demikian juga
dengan vignetting atau fall-off atau dark corner,
suatu fenomena lensa yang cenderung lebih gelap di bagian pojok, tidak
terlalu nampak pada hasil foto aktual. Lensa ini pun kami akui mampu
mengatasi fenomena purple fringing atau chromatic
abberation, suatu kondisi dimana muncul warna keunguan di bagian
foto yang beda kontras amat tinggi. Lensa ekonomis umumnya tak bisa
menghindari cacat ini karena sedikitnya pemakaian elemen lensa ED atau
elemen aspherical. Kamera modern seperti D90 bisa otomatis
menghilangkan cacat ini melalui prosesor di dalam kamera, sementara
kamera lawas masih harus menerima hasil dari lensa yang terpasang apa
adanya. Pada beberapa kasus lensa ini masih sedikit menampakkan purple
fringing meski jauh lebih baik daripada lensa 18-135mm.
Makro
Salah satu hal yang ingin diketahui oleh
calon pembeli lensa adalah kemampuan makronya. Lensa 18-105mm punya
rasio reproduksi makro 1:5, dan minimum focus distance sejauh
45 cm. Tidak ada tuas selektor macro di lensa ini, menandakan
memang lensa ini tidak ditujukan untuk keperluan fotografi makro. Namun
untuk kebutuhan makro sekedarnya, lensa ini masih bisa diandalkan.
Tampak 100% crop dari sebuah micro
SD card yang masih tampak tajam dan detil, diambil dari jarak
sekitar 50 cm dari objek. Lumayan untuk ukuran lensa non makro.
Bokeh
Bagi anda yang penasaran ingin melihat
seberapa baik lensa ini dalam membuat out of focus atau blur
pada background (biasa disebut dengan bokeh),
tampaknya kami akan membuat anda kecewa. Adalah hal yang wajar bila
lensa ekonomis punya bokeh yang biasa saja, bahkan belum
sanggup membuat latar yang benar-benar blur. Untuk bokeh
sesungguhnya, tentu lensa fix apalagi yang bukaannya besar lebih cocok.
Berikut contohbokeh yang dihasilkan lensa 18-105mm pada
posisi 105mm dan pada bukaan maksimum f/5.6. Sebagai pembanding kami
tampilkan hasil foto dari lensa Nikon fix khusus makro seharga hampir 10
juta rupiah, AF-S 105mm VR micro dengan bukaan f/2.8.
Tentu saja dari perbandingan di atas
tampak kalau kedua lensa memiliki bokeh yang jauh berbeda,
meski digunakan pada fokal yang sama yaitu 105mm. Pada lensa 18-105mm
samar-samar masih tampak bentuk latar yang berupa dedaunan, namun pada
lensa 105mm micro, latar sudah sangat blur sehingga sulit ditebak
kira-kira benda apa yang ada di belakangnya. Baik dalam hal bukaan
diafragma (f/5.6 melawan f/2.8) ataupun dalam hal harga, kedua lensa
yang diuji di atas jelas berbeda kelas, maka itu wajar bila hasilnya pun
berbeda. Kemampuan bokeh lensa 18-105mm ternyata tak banyak
berbeda dengan lensa kit lain semisal 18-55mm.
Kesimpulan
Banyak orang yang mencari sebuah lensa
yang bisa dipakai untuk kebutuhan fotografi dasar sehari-hari, dengan
ciri ukuran kecil, rentang fokal yang lebar (wide hingga tele),
ada sistem VR, optiknya bagus dan tentu harganya terjangkau. Keuntungan
bagi anda yang memakai DSLR Nikon adalah banyaknya pilihan lensa yang
masuk dalam kriteria ini, seperti lensa kit D70 yang legendaris (18-70mm
namun tanpa VR), 16-85mm VR hingga 18-200mm VR. Nah, lensa 18-105mm VR
ini pun mampu menjadi salah satu pilihan yang menarik karena memenuhi
semua kriteria yang kami tuliskan di atas.
Sebagaimana layaknya lensa walk-around
pada umumnya, lensa ini juga bukanlah lensa high performance
yang dicari para profesional. Sebutlah karena material mountingnya
yang terbuat dari plastik, bukaan diafragmanya yang tergolong lambat,
tidak kompatibel dengan format FX / full frame, hingga cacat
distorsinya yang tampak jelas membuat garis jadi melengkung. Selain
masalah di atas, lensa ini merupakan lensa yang praktis dan bisa
diandalkan untuk menghasilkan foto-foto yang indah, warna yang natural,
kontras dan ketajaman yang tetap terjaga pada sepanjang rentang fokal.
Sebagai penutup, kesimpulan dan saran
kami terhadap lensa 18-105mm VR ini adalah :
- dalam banyak hal lensa ini sedikit lebih baik dari lensa kit pada umumnya (rentang fokal lebih lebar, lebih mantap digenggam, ring manual fokus lebih presisi dan diameter filter lebih besar)
- lensa ini cocok untuk anda yang mencari lensa travelling (dipakai jalan-jalan) yang ringkas dan ringan berkat rentang fokalnya yang ekuivalen dengan 27-157mm
- lensa ini bisa dipilih bila anda tidak ingin memiliki lensa 18-200mm VR (entah karena mahal atau karena berat) meski tentu fokal 105mm hingga 200mm tak mungkin dijangkau oleh lensa ini
- bila anda mau menambah dana untuk mencari lensa yang lebih ’serius’ daripada lensa ini, bisa pertimbangkan AF-S 16-85mm VR yang punya mount logam, meski secara kualitas optik keduanya hampir sama dan sama-sama bukan lensa cepat
- bila mau menambah lensa tele sebagai pelengkap lensa ini, bisa coba memakai AF-S 70-300mm VR (meski nantinya jadi ada sedikit overlap range di 70-105mm)
- lensa ini tidak cocok untuk anda yang sering memotret benda-benda dengan garis tegas karena distorsi lensa ini yang cukup parah
- lensa ini cukup nyaman bila ingin mencoba manual fokus karena ring manual fokusnya cukup presisi
- lensa ini kurang cocok untuk penggemar landscape murni yang perlu ketajaman di semua bidang foto
- lensa ini kurang cocok untuk penggemar bokeh yang creamy, untuk itu gunakan lensa fix
- lensa ini lumayan cocok untuk yang suka candid, jurnalistik atau sport karena motor AF-nya lumayan cepat, plus VR yang efektif hingga 3 stop
- bagi pemilik D40 – D5000, bila anda ingin upgrade dari lensa kit 18-55mm ke lensa ini, lakukan hanya jika anda merasa fokal 55mm dirasa kurang cukup untuk kebutuhan tele (karena secara kualitas optik keduanya relatif sama)
- bagi pemilik D90 yang sudah paket dengan lensa kit 18-105mm ini, bila anda ingin menjual lensa kit ini dan lalu membeli lensa lain, pertimbangan terbaik adalah lensa 18-200mm VR.
Inilah review lensa 18-105mm VR
yang bisa kamibuat untuk anda pemakai DSLR Nikon, dengan harapan bisa
memberi gambaran sebelum anda memutuskan untuk membeli. Untuk
pertanyaan, koreksi dan diskusi seperti biasa bisa melalui forum yang
ada.
0 komentar:
Have any question? Feel Free To Post Below: