Setiap orang adalah individu yang unik. Setiap orang juga bertanggung
jawab atas dirinya sendiri untuk menemukan misi hidupnya masing-masing.
Agar kita bisa berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik bila
kita bekerja di bidang yang paling sesuai dengan keunikan kita.
Ibaratnya bisa menjadi ikan dalam air, atau burung di udara.
Mengenali bakat merupakan hal yang
gampang-gampang susah. Kenalkah Anda dengan JK Rowling? Itu loh, penulis
Harry Potter yang buku terakhirnya terjual 8.9 juta hanya dalam waktu
semalam di Amerika dan Inggris saja. Semula dia kerja sebagai pelayan
toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang pas-pasan. Tak disangka dia
ternyata berbakat mendongeng. Setiap malam dia mendongeng kepada
anaknya, yang kemudian oleh anaknya diceritakan kembali kepada
teman-temannya. Tak disangka, dari sanalah muncul motivasi menulis buku
fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar biasa di pasaran.
Bagaimana kita bisa mengenali bakat kita
sendiri?
Berikut ini empat hal yang bisa dijadikan dugaan awal terhadap apa bakat kita, yaitu : reaksi spontan, tanda masa
kecil, cepat belajar, dan kepuasan.
Reaksi spontan
Langkah pertama mengenali bakat adalah memperhatikan reaksi spontan
kita terhadap situasi yang muncul. MIsalnya Anda sedang berjalan-jalan
di keramaian. Tiba-tiba ada teriakan keras, “Copeet…!” Apa reaksi Anda?
Lari mengejar copet? Menghibur korban? Berdiri mematung menganalisa
situasi? Bertanya-tanya ke beberapa orang, membuat konfirmasi atas
kejadian sebenarnya? Semua itu adalah pilihan yang mungkin diambil.
Manakah pilihan spontan Anda? Kalau Anda langsung bertindak, berarti
Anda orang yang praktis dan desisif (membuat keputusan cepat). Pada satu
situasi yang mendesak bakat mental seperti ini sangat berguna, karena
Anda segera bertindak. Pada situasi yang lain, bakat
ini justru merugikan, misalnya karena tidak melakukan konfirmasi maka
bisa terjebak pada kesalahan penilaian. Bukankah bisa saja yang teriak
“copeet..” itu ternyata adalah temannya si copet yang mengalihkan
perhatian? Bisa saja ada orang lain yang kemudian menjadi salah sasaran
Anda gebukin padahal dialah korban copet yang sesungguhnya.
Yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita. Apakah kita orang
praktis? Apakah kita orang analitis? Apakah kita orang yang waspada
(sehingga melakukan konfirmasi lebih dahulu)?
Contoh lain, misalnya Anda diajak datang ke sebuah pesta. Apakah Anda
akan langsung berbaur dan mengobrol dengan orang lain, bahkan dengan
orang yang baru Anda kenal? Ataukah Anda mengambil segelas minuman, lalu
berdiri di pojok mengamati orang-orang lain? Atau Anda sibuk dengan
ponsel Anda sendiri kirim-kirim SMS ke orang lain dan tidak peduli
dengan pesta? Hal ini menunjukkan apakah pribadi Anda introvert
(cenderung ke dalam) atau extrovert (cenderung ke luar).
Semua reaksi spontan Anda menunjukkan bakat
mental yang sering disebut kepribadian.
Tanda masa kecil
Tanda masa kecil (yearnings) menunjukkan apa bakat natural Anda. Von Neumann, lahir di Hungaria
tahun 1903, adalah perumus dasar-dasar komputer. Pada usia 6 tahun
telah mampu menghitung pembagian 8 angka hanya di kepala. Pada usia 8
tahun dia sudah belajar kalkulus. Dia juga punya ingatan fotografik,
cukup membaca sekilas buku telepon, dia bisa mengingatnya kembali dengan
persis. Von Neumann menjadi peletak dasar-dasar komputer. Dia juga
arsitek yang merancang bom atom Fat man, yang dijatuhkan di Nagasaki
oleh tentara sekutu.
Anna Mary Robertson Moses lahir di pertanian dekat New York. Sejak
kecil dia senang mencampur warna, dan membuat sketsa indah dari berbagai
buah-buahan. Namun kehidupan pertanian membuatnya tak lagi melukis
hingga 40 tahun lamanya. Pada usia 78 tahun barulah dia memiliki
waktunya untuk melukis. Selama 23 tahun kemudian hingga saat
kematiannya, Moses melukis ribuan karya, dan kemudian terkenal sebagai
artis lukis Grandma Moses.
Apa ciri bakat kita saat masa kecil? Pada
bidang apa karya Anda masa kecil diakui oleh lingkungan?
Cepat belajar
Cepat belajar (rapid learning/ fast learning) merupakan
tanda bahwa Anda berbakat pada bidang tersebut. Terkadang kita sendiri
tidak tahu, sampai suatu ketika mendapat kesempatan mempelajari hal
baru, dan… blam! rasanya begitu mudah menguasainya.
Henri Matisse tidak pernah menyentuh kuas hingga usia 21 tahun.
Pekerjaan sehari-hari adalah klerk seorang pengacara. Sampai suatu
ketika dia sakit flu berat, sehingga harus istirahat di tempat tidur.
Ibunya berusaha mencarikan kegiatan pengisi waktu. Saat itulah ibunya
memberikan seperangkat kuas dan cat. Empat tahun berikutnya dia diterima
sebagai mahasiswa berbakat di sekolah seni Paris.
JK Rowling, penulis Harry Potter, juga tidak menyadari punya bakat mendongeng hingga teman-teman anaknya
menyatakan begitu menariknya kisah Harry Potter. Kini dia wanita kedua
terkaya di Inggris, kalah hanya oleh Ratu Elizabeth.
Jim Clark, seorang dosen yang jenius namun hidupnya kacau balau
hingga 2 kali perkawinannya hancur. Lulus SMA dia melamar sebagai
tentara Navy. Prestasinya sebagai kelasi begitu buruk sehingga sering
dibilang bodoh oleh para atasannya. Sampai suatu ketika salah seorang
instrukturnya bilang sebaiknya dia kuliah saja, karena tampaknya dia
punya bakat matematika. Dan benar, dia meraih PhD di Computer Science!
Setelah itu dia menjadi dosen. namun kebiasaan buruknya yang sering
mengabaikan keluarga membuatnya bercerai. Tahun 1978 dia juga dipecat
dari New York Institute of technology karena membangkang. Tak dijelaskan
bagaimana, dia bergabung ke Stanford University. Pada usia 38 tahun,
Clark yang menderita depresi berat, tiba-tiba menemukan pencerahan.
Ternyata kehidupan kacaunya itu dikarenakan dia terlalu kreatif sehingga
selalu mencari hal baru. Clark terlalu banyak ide. Sejak itu dia
mendirikan perusahaan bernilai milyaran dolar, mulai dari Silicon
Graphic Inc. (SGI), Netscape (pembuat browser internet), hingga
Healtheon (perusahaan medical di internet) yang semuanya sukses besar
jual saham dalam IPO. Bakat Jim Clark adalah
ide dan visinya.
Tentunya Anda juga ingat dengan Kolonel Sanders. Dia memulai bisnis
ayam goreng di usia 66 tahun. Ternyata bisnis restoran adalah hal yang
menarik dan mudah dia pelajari.
Kalau ada bidang yang Anda begitu cepat menguasainya, mungkin di
situlah bakat Anda.
Kepuasan
Ciri-ciri kita berada di jalur yang benar adalah kalau kita merasa
puas dengan apa yang kita lakukan. Orang-orang yang sukses di berbagai
bidang menunjukkan kepuasan terhadap pekerjaan mereka, baik pekerjaan
itu menghasilkan banyak uang maupun tidak. Kalau Anda senang melihat
orang lain tumbuh karena bimbingan kita, maka Anda berbakat menajdi
pembina/pendidik. Kalau Anda puas dengan menciptakan hal baru, yang unik
dan beda, mungkin Anda berbakat menjadi kreator. Kalau Anda puas bisa
traveling ke berbagai penjuru dunia, mungkin Anda berbakat menjadi
explorer, seperti Marco Polo dan Ibnu Batutah.
Seringkali yang membuat puas bukanlah sesuatu yang tampak secara
fisik. Anda mungkin dosen, yang kadang suka kadang tidak dengan
pekerjaan Anda. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata Anda malas
mengajar, tapi selalu tertarik dengan berita-berita riset terbaru. Jadi
sebenarnya bakat Anda ada di riset, jadi
bisa berada dimana saja, misalnya bergabung dengan grup riset di
perusahaan besar. Seingat saya, Bondan Winarno adalah seorang pegawai
maskapai penerbangan (atau di sekitar itu) yang melakukan banyak
perjalanan ke luar negeri. Namun dia lebih dikenal sebagai kolumnis di
majalah, yang menceritakan banyak pengalamannya saat pergi ke berbagai
negara. Ternyata hobi dia yang lain adalah makanan (kuliner), bukan
sebagai pembuat tapi sebagai penikmat makanan. Sekarang dia mengasuh
rubrik kuliner di salah satu stasiun TV. Mungkin dia memang berbakat
menjadi seorang explorer.
Apa saja yang membuat Anda puas?
Apapun kondisi dan pekerjaan Anda sekarang, tidak ada salahnya untuk
terus mencari bakat terbaik kita. Kadang memang kita sendiri, entah
kenapa, tidak peka dengan panggilan bakat
kita. Tugas kita menemukannya, sampai kapanpun itu akan ditemukan.
Seperti kata bijak dari timur, ” Setiap diri kita ini mempunyai misi,
tugas kita adalah menemukan dan menjalaninya.”
Sumber: http://sepia.blogsome.com
0 komentar:
Have any question? Feel Free To Post Below: