1.
Pengertian konseling kelompok
Layanan konseling kelompok pada hakekatnya
adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan
perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri
kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap
nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku
tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya
penyesuaian
diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada
lingkungannya. Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi,
kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai
dan kurang efisien bisa dikikis habis.
Layanan
konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa
dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Apabila dinamika kelompok dapat terwujud
dengan baik maka anggota kelompok akan saling menolong, menerima dan berempati
dengan tulus. Konseling kelompok merupakan wahana untuk menambah penerimaan
diri dan orang lain, menemukan alternatif cara penyelesaian masalah dan
mengambil keputusan yang tepat dari konflik yang dialamimya dan untuk
meningkatkan tujuan diri, otonomi dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan
orang lain. Dengan demikian konseling kelompok memberikan kontribusi yang
penting dalam meningkatkan penyesuaian diri, apalagi masalah penyesuaian diri
merupakan masalah yang banyak dialami oleh siswa sehingga untukmengefisiensikan
waktu konseling kelompok dimungkinkan lebih efektif dibandingkan layanan
konseling individual. (http://smkn1bansari.wordpress.com)
Latipun
(2001:147) konseling kelompok (group
counceling) merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan
kelompok untuk membantu, member umpan balik (feed
back) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya
menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok.
Dari
pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konseling kolompok adalah
upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok dengan jumlah anggota 4-8
anggota atau konseli untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah.
Pelaksanaannya dalam suatu tempat tertentu dengan seorang pembimbing atau lebih
untuk membantu mengarahkan agar konseli dapat memperoleh kemudahan dalam rangka
memecahkan permasalahan.
2.
Tujuan Konseling
Kelompok
tujuan layanan konseling kelompok pada dasarnya dibedakan
menjadi dua, yaitu tujuan teoritis dan tujuan operasional. Tujuan teoritis
berkaitan dengan tujuan yang secara umum dicapai melalui proses konseling,
yaitu penembangan pribadi, pembahasan sdan pemecahan masalah pribadi yang
dialami oleh masing-masing anggota kelompok agar masalah terselesaikan dengan
cepat. Melalui bantuan anggota kelompok yang lain (fungsi pemahaman, fungsi
pengembangan, fungsi pencegahan dan fungsi pemecahan masalah) sedangkan tujuan
operasional disesuaikan dengan harapan konseli dan masalah yang dihadapi konseli
(latipun, 2008:152).
Menurut Winkel (2004:592) tujuan
konseling kelompok yaitu:
a.
Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik
dan menemukan dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman diri itu, dia lebih rela
menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dan
kepribadiannya.
b.
Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan komunikasi satu
sama lain sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam menyesuaikan
tugas-tugas perkembangan yang khas untuk fase perkembangan mereka.
c.
Para anggota kelompok memperoleh kemampuan mengatur dirinya
sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri.
d.
Para anggota kelompok menjadi lewbih peka terhadap kebutuhan
orang lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain.
e.
Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang
ingin mereka capai yang diwujudkan dalam sikap dan prilaku yang lebih
konstruktif.
f.
Para anggota kelompok lebih berani melangkah lebih maju dan
menerima resiko yang wajar dalam bertindak, dari pada tinggal dian dan tidak
berbuat apa-apa.
g.
Para anggota kelompok lebih menghayati dan menyadari
kehidupan manusia sebagai kehidupan yang sesama, dan mengandung tuntutan
menerima orang lain dan harapan akan diterima orang lain.
Layanan konseling kelompok memungkinkan
siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami melalui dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan
konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Sedangkan fungsi utama
bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok adalah fungsi pengentasan
yaitu mengentaskan permasalahan yang dihadapi konseli.
Konseling kelompok berfokus pada usaha membantu konseli
dalam melakukan perubahan dengan menaruh perhatian pada perkembangan dan penyesuaian sehari-hari, misalnya
modifikasi tingkah laku, pngembangan ketrampilan hubungan personal, nilai,
sikap atau membuat keputusan karier Gibson dan Mitchell (dalam Latipun : 2008 :
1981)
Konseling kelompok merupakan salah satu bentuk terapiutik yang berhubungan
dengan pemberian bantuan berupa pengalaman penyesuaian dan perkembangan
individu. Konseling kelompok saat ini telah diterapkan di berbagi
instusi, seperti sekolah, rumah sakit, perusahaan, dan masyarakat luas.
Menurut George dan Cristiani, 1981
(dalam Latipun, 2008 : 183) mengatakan bahwa interaksi kelompok memiliki
pengaruh positif untuk kehidupan individual karena kelompok dapat di jadikan
sebagai media terapiuti. Menurutnya interaksi kelompok
dapat meningkatkan pemahaman diri dan baik untuk perubahan
tingkah laku individual.
3.
Komponen-Komponen Konseling Kelompok
a. Pimpinan layanan
konseling kelompok
Pemimpin
kelompak merupakan komponen yang penting dalam kegiatan konseling kelompok.
Dalam hal ini pemimpin bukan saja mengarahkan prilaku anggota sesuai dengan
kebutuhan melainkan juga harus tanggap terhadap segala perubahan yang
berkembang dalam kelompok tersebut. Dalam hal ini menyangkut adanya peranan
pemimpin konseling kelompok, serta fungsi pemimpin kelompok.
Adapun
peranan pemimpin konseling kelompok menurut Prayitno (dalam Mahfuzoh, 2005:31)
adalah sebagai berikut; Pemimpin
konseling kelompok dapat memberi bantuan, pengarahan, ataupun campur tangan
terhadap kegiatan konseling kelompok; Pemimpin konseling kelompok memusatkan
perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam konseling kelompok itu
baik perasaan anggota tertentu atau keseluruhan anggota; Jika anggota itu
kurang menjutrus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin konseling kelompok perlu
memberikan arah yang dimaksudkanl; Pemimpin konseling kelompok juga memberikan
tanggapan (umpan balik) tentang hal yang terjadi dalam konseling kelompok baik
yang bersifat isi maupun proses kegiatan konseling kelompok; Pemimpin konseling
kelompok diharapkan mampu mengatur jalannya “lalu lintas” kegiatan konseling
kelompok; Sifat kerahasiaan dari kegiatan konseling kelompok itu dengan segenap
isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya juga menjadi tanggung jawab
pemimpin konseling kelompok.
b. Anggota layanan
konseling kelompok
Keanggotaan
merupakan unsur pokok dalam proses kehidupan konseling kelompok, dapat
dikatakan bahwa tidak ada anggota yang tidak mungkin ada sebuah kelompok. Untuk
keanggotaan konseling kelompok yang ideal adalah 6 orang meskipun pada umumnya
anggota berjumlah antara 4-10 orang (Wibowo, 2005:18). Kegiatan atau kehidupan konseling
kelompok itu sebagian besar dirasakan atas peranan anggotanya. Adapun peranan
anggota konseling kelompok menurut Prayitno (dalam Mahfudzon, 2005:26) antara
lain; membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggora
konseling kelompok; Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri kegiatan
konseling kelompok; Berusaha yang dilakukan itu membantu tercapainya tujuan
bersama; Membantu tersausunnya aturan konseling kelompok dan berusaha
memenuhinya dengan baik; Benar-benar berusaha secara efektif ikut serta dalam
seluruh kegiatan konseling kelompok.
Dengan
adanya hal tersebut maka tanggung jawab anggota dalam kegiatan proses layanan
konseling kelompok dapat meliputi: menghindari pertemuan secara teratur,
menepati waktu, mengambil resiko akibat dari proses kolompok, bersedia
berbicara mengenai diri sendiri, memberikan balikan kepada anggota konseling
kelompok lain dan memelihara kerahasiaan.
c.
Dinamika layanan
konseling kelompok
Dinamika
layanan konseling kelompok adalah suasana konseling kelompok yang hidup,
ditandai oleh semangat bekerja sama antar anggota konseling kelompok untuk
mencapai tujuan konseling kelompok. Dalam suasana seperti ini anggota konseling
kelompok menampilkan dan membuka diri serta memberi sumbangan bagi suksesnya
kegiatan konseling kelompok Prayitno (dalam Mahfudzon, 2005:33) mengemukakan
secara khusus dinamika layanan konseling kelompok dapat dimanfaatkan untuk
pemecahan masalah pribadi para anggota konseling kelompok yaitu apabila
interaksi dalam konseling kelompok itu difokuskan pada pemecahan masalah
pribadi yang dimaksudkan. Melalui dinamika layanan konseling kelompok yang
berkembang masing-masing anggota konseling kelompok akan menyumbang baik
langsung maupun tidak langsung proses pemecahan masalah pribadi tersebut.
Kehidupan konseling kelompok akan menentukan arah dan gerak pencapaian tujuan
layanan konseling kelompok.
Layanan konseling
kelompok memanfaatkan dinamika konseling kelompok sebagai media untuk
membimbing anggota konseling kelompok dalam mencapai tujuan. Media dinamika
layanan konseling kelompok ini adalah unik dan hanya ditemukan dalam suatu konseling
kelompok yang benar-benar hidup. Konseling kelompok yang hidup adalah konseling
kelompok yang dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi suatu
kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.
4.
Tahapan Konseling Kelompok
Dalam pelaksanaan konseling kelompok
Prayitno (1987) membagi kegiatan menjadi 4 tahap yaitu:
1)
Tahap I
Tahap ini dinamakan tahap pembentukan, dimana anggota
kelompok saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan kegiatan
konseling kelompok yang ingin dicapai. Tahap ini ditandai dengan terlibatnya
anggota dalam kegiatan kelompok.
2) Tahap
II
Tahap ini dinamakan tahap peralihan. Pada tahap peralihan
biasanya diwarnai dengan suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing
anggota kelompok. Tahap ini merupakan jembatan antara tahap pertama dengan
tahap berikutnya. Oleh karena itu, apabila tahap peralihan dapat dilalui dengan
baik, maka diharapkan tahap-tahap berikutnya akan dapat juga berjalan dengan
baik.
3)
Tahap III
Tahap ini dinamakan tahap kegiatan. Tahap ini merupakan
kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Kegiatan kelompok pada tahap ini
tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika tahap-tahap sebelumnya berhasil
baik, maka tahap ketiga ini akan berlangsung dengan lancar dan pemimpin
kelompok mungkin sudah bisa lebih santai dan membiarkan anggota kelompok
melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pimpinan kelompok.
4)
Tahap IV
Tahap ini dinamakan tahap pengakhiran. Berkenaan dengan pengakhiran
kegiatan kelompok, pokok perhatian hendaknya lebih ditujukan kepada hasil yang
telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan. Kegiatan
kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai sebaiknya mendorong kelompok
tersebut untuk terus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai penuh.
Dalam hal ini anggota kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan
bertemu. Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran kegiatan kelompok dipusatkan
pada pembahasan-pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota
kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari pada
kehidupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi adalah bahwa pada akhir kegiatan
para anggota kelompok benar-benar telah memetik sesuatu hasil yang berharga
dari kegiatan yang diikutinya.
5.
Kelemahan dan Kelebihan Layanan Konseling
Kelompok
Menurut
Winkel (2005:595) kelemahan layanan konseling kelompok yaitu suasana dalam konseling
kelompok boleh jadi dirasakan satu dua anggota konseling kelompok sebagai
pelaksanaan moral untuk membuka isi hatinya seperti banyak teman lain. Padahal
mereka belum siap atau belum bersedia untuk sebegitu terbuka dan jujur,
lebuh-lebih apabila hal-hal yang akan dikatakan terasa memalukan bagi dirinya
sendiri.
Pribadi satu
dua anggota konseling kelompok mungkin kurang mendapatkan perhatian dan
tanggapan sebagaimana mesting, karena perhatian kelompok terfokus pada masalah
umum atau karena perhatian kolompok terpusat pada persoalan pribadi konseli
yang lain, maka satu dua konseli tidak merasa puas.
Menurut
Wibowo (2005:41) kelebihan layanan konseling kelompok sebagai suatu layanan
pemberian pada individu yang seadang berkembang dalam mencapai perkembangan
yang optimal, kemandirian dan kebahagiaan adalah sebagai berikut:
a.
Kepraktisan
Dalam waktu singkat guru pembimbing dapat berhadapan
dengan sejumlah siswa untuk membantu siswa sesuai dengan kebutuhan.
b.
Perubahan
prilaku
Dalam hal ini anggota konseling
kelompok akan belajar untuk berlatih tentang prilaku baru yakni adanya ajang
latihan (konseling kelompok) untuk mengubah prilaku yang kurang memuaskan
menjadi lebih memuaskan.
c.
Komunikasi yang efektif
Layanan konseling kelompok juga
merupakan kesempatan yang luas untuk berkomunikasi dengan anggota lain mengenai
kebutuhan dalam rangka mengembangkan diri, membahas masalah anggota konseling
kelompok, dan juga adanya kebebasan untuk mengekspresikan perasaan, menunjukkan
perhatian anggota lain dan belajar untuk meningkatkan kepercayaan pada orang
lain.
d.
Mempelajari ketrampilan sosial
Dalam hal ini konseling
kelompok akan saling belajar untuk berhubungan pribadi dengan lebih dalam.
Anggota dapat belajar memberikan umpan balik, menitu anggota lain yang telah
trampil, dapat belajar dari pemimpin konseling kelompok, dapat melakukan
konfrontasi secara tepat dengan memperlihatkan perhatian secara sungguh-sungguh
pada anggota lain.
e.
Saling memberi dan menerima bantuan
Dengan adanya saling memberi
dan menerima bantuan serta empati yang tulus akan menumbuhkan harga diri,
keyakinan diri dan suasana yang positif diantara anggota. Sehingga setiap
anggota akan merasa diterima dan dimengerti.
f.
Belajar lebim memahami otrang lain dan menghargai kepribadian
orang lain.
Membutuhkan bertukar pikiran
dan berbagi rasa dengan anggota lain, yang mudah berbicara tentang dirinya, dan
dapat mengambil manfaat diri, umpan balik yang diberikan anggota lain.
Disamping itu juga bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan permasalahan maka dalam suasana layanan konseling
kelompok dapat memungkinkan bagi siswa tersebut untuk mengungkapkan
permasalahannya secara leluasa.
0 komentar:
Have any question? Feel Free To Post Below: