1.
Teori-teori Tentang Intelegensi
Menurut Wasty Soemanto (1987:143-146)
ada beberapa teori untuk memperjelas mengenai pengertian intelegensi, antara
lain:
a. Teori Uni-Factor
Teori ini dikenal juga dengan teori
kapasitas umum. Menurut teori ini intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan
umum, karena cara kerjanya juga bersifat umum. Contohnya reaksi atau tindakan
seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungan/memcahkan masalah bersifat umum.
Kapasitas umum yang timbul ini akibat pertumbuhan fisiologis/ akibat belajar.
Kapasitas umum (general capacity) yang
ditimbulkan itu lazim dikemukakan dengan kode “g”.
b. Teori Two-Factors
Teori ini berdasarkan faktor mental umum
yang berkode “g” serta faktor-faktor spesifik yang diberi tanda “s”. Faktor “g”
mewakili kekuatan mental umum yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental
individu, sedangkan faktor “s” menentukan tindakan mental untuk mengatasi
masalah. Contohnya orang yang berintelegensi mempunyai faktor “g” luas memiliki
kapasitas untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Ian dapat mempelajari
bermacam-macam pelajaran seperti matematika, bahasa, sains, sejarah dan
lain-lain dengan menggunakan berbagai simbul abstrak. Sedangkan orang yang
mempunyai faktor “g” sedang atau rata-rata, ia mempunyai kemampuan sedang untuk
mempelajari bidang-bidang studi.
c. Teori Multi-Factors
Menurut teori ini, intelegensi dari
bentuk hubungan mental antara stimulus dan respon. Hubungan neural khusus
inilah yang mengarahkan tingkah laku individu. Contohnya ketika seseorang dapat
menyebut sebuah kata, menghafal sajak, menjumlahkan bilangan, atau melakukan
pekerjaan berarti ia dapat melakukan itu karena terbentuknya koneksi-koneksi di
dalam sistem syaraf akibat belajar/ latihan.
d. Teori Primary Mental Abilities
Menurut teori ini, intelegensi merupakan
penjelmaan tujuh kemampuan primer yang masing-masing bersifat independen dan
mempunyai fungsi-fungsi pikiran yang berbeda. Tujuh unsur tersebut terdiri
atas: kemampuan numerical, kemampuan
verbal, kemampuan abstraksi, kemampuan menggabungkan kata-kata, kemampuan membuat
keputusan, kemampuan mengenal atau mengamati, dan kemampuan mengingat.
Kemampuan numerical disebut juga kemampuan matematis yaitu kemampuan untuk
bekerja dengan bilangan. Kemampuan verbal atau berbahasa adalah kemampuan untuk
menggunakan bahasa. Kemampuan abstrak atau berfikir merupakan kemampuan yang
mendasari untuk berpikir logis. Sedangkan kemampuan menggabungkan kata
merupakan kemampuan untuk berbicara dengan lancar. Adapun kemampuan untuk
membuat keputusan merupakan kemampuan untuk memutuskan suatu permasalahan
dengan cepat, tegas, dan berani mengambil resiko. Kemampuan mengenal atau
mengamati merupakan kemampuan untuk mengenal atau mengamati sesuatu dengan
cepat dan tepat. Sedangkan kemampuan mengingat yaitu kemampuan untuk mengingat
kembali segala sesuatu sesuai dengan yang telah dilakukan/terjadi. (Daliman Hs,
1985:30-31)
e. Teori Sampling
Menurut teori ini, intelegensi merupakan
berbagai kemampuan sampel. Intlegensi ini beroperasi terbatas pada sampel dari
berbagai kemampuan atau dunia nyata. Sebagai gambaran dicontohkan bahwa di
dunia nyata terdapat kemampuan atau bidang-bidang pengalaman A, B, C.
intelegensi bergerak dengan sampel, misal sebagian A dan sebagian B atau dapat
pula sebagian dari bidang-bidang A, B, dan C.
Sedangkan Sumadi Suryabrata (2002:127-131)
berpendapat hampir sama tentang teori-teori intelegensi, atau konsep-konsep
intelegensi yang bertujuan untuk mencari sifat hakikat intelegensi. Konsep-konsep
tersebut antara lain:
a.
Teori
Spearman
Teknik analisis faktor Spearman
menemukan bahwa tingkah laku manusia itu disebabkan oleh dua faktor yaitu; (1) Faktor
umum (general factor) yang
dilambangkan dengan huruf “g”; (2) Faktor khusus (special factor) yang dilambangkan dengan huruf “s”.
Faktor umum atau general factor yang dilambangkan dengan huruf “g” merupakan hal
atau faktor yang sangat mendasari segala tingkah laku seseorang, jadi dalam
tingkah laku itu berjalan faktor “g” itu. Sedangkan faktor khusus atau special factor , yang dilambangkan
dengan huruf “s” hanya berfungsi pada
tingkah laku khusus saja. Jadi pada tiap tingkah laku itu dimungkinkan atau
didasari dua faktor yaitu faktor “g” dan faktor “s” tertentu. Faktor “g”
berfungsi pada tiap tingkah laku, pada tingkah laku-tingkah laku yang berbeda
berfungsi faktor “g” yang sama dan faktor “s” yang tidak sama. Ilustrasinya
digambarkan sebagai berikut:
Tingkah laku 1= Tl1=g+s1
Tingkah laku 2= Tl2=g+s2
Tingkah laku 3= Tl3=g+s3
Tingkah laku 4= Tl4=g+s4
Tingkah laku 5= Tl5=g+s5
Selanjutnya menurut teori ini bahwa
faktor “g” itu tergantung kepada dasar, sedangkan faktor “s” dipengaruhi oleh
pengalaman (lingkungan, pendidikan).
b.
Teori
Thomson
Teori ini agak berbeda dengan teori
Spearman, Teori ini berpendapat bahwa faktor “g” itu tidak ada. Teori ini
menitik beratkan pada faktor “s”. faktor “s” tidak terganting pada keturunan
tetapi tergantung pada pendidikan. Adanya anak-anak dari golongan yang lebih
cerdas dari pada anak-anak dari golongan rendah bukan karena dasar melainkan
karena mereka lebih banyak mempunyai kesempatan untuk belajar.
c.
Teori
Cyrill Burt
Hampir sama dengan teori Spearman, teori
ini berpendapat bahwa manusia terdapat faktor “g” yang mendasari tingkah laku
dan dibawa sejak lahir. Hanya perbedaannya bahwa selain terdapat faktor “g” dan
faktor “s” terdapat pula faktor lain yaitu faktor “c” atau common factor.
Faktor “c” adalah faktor yang berfungsi
pada sejumlah tingkah laku, tetapi tidak pada semua tingkah laku. Jadi faktor
“c” lebih luas dari faktor “s” tetapi lebih sempit dari faktor “g”.
Jadi menurut teori ini tiap tingkah laku
didasari oleh tiga macam faktor yaitu faktor “g” faktor “c”, dan faktor “s”.
Ilustrasinya digambarkan sebagai berikut:
Tingkah laku 1= Tl1=g+cx+s1
Tingkah laku 2= Tl1=g+cx+s2
Tingkah laku 3= Tl1=g+cx+s3
Tingkah laku 4= Tl1=g+cy+s4
Tingkah laku 5= Tl1=g+cy+s5
d.
Teori
Thurstone
Thurstone adalah tokoh Chicago.ia
berpendapat hampir sama dengan Burt, perbedaan
teori ini menganggap bahwa faktor “g” tidak ada, hanya faktor “c” dan faktor
“s”.
Menurut teori ini faktor “c” ada tujuh
yaitu:
1. Faktor ingatan (memory), yaitu kemampuan untuk mengingat, dilambangkan dengan
huruf “M”
2. Faktor verbal (verbal factor), yaitu kecakapan dalam menggunakan bahasa,
dilambangkan dengan huruf “V”
3. Faktor bilangan (number factor), yaitu kemampuan untuk bekerja dengan bilangan,
misal kecakapan berhitung, dilambangkan dengan huruf “N”.
4. Faktor kelancaran kata-kata (word fluency), yaitu kelancaran
seseorang menggunakan kata-kata yang sulit ucapannya, yang dilambangkan dengan
huruf “W”.
5. Faktor penalaran (reasoning), yaitu faktor yang mendasari kecakapan dalam berfikir
logis, dilambangkan dengan huruf “R”.
6. Faktor persepsi (perceptual factor), yaitu kemampuan untuk mengamati dengan cepat
dan cermat, dilambangkan dengan huruf “P”.
7. Faktor ruang (spatial factor), yaitu kemampuan untuk mengadakan orientasi dalam
ruang, yang dilambangkan dengan huruf “S”.
Jika sekiranya ada kecakapan umum hal
itu disebabkan oleh adanya kombinasi dari faktor “c”, tidak dikarenakan adanya
faktor “g”.
e.
Teori
atau Pendapat Guilford
Teori ini berpendapat bahwa pada hakikatnya
faktor-faktor intelegensi
adalah faktor “c” yang menurut teori ini berjumlah 120. Jumlah ini disebabkan
oleh variasi intelegensi, yang dapat dilhat dalam 3 dasar, yaitu:
1) Berdasar atas prosesnya (operation), yang terdiri atas 5 (lima) macam
yaitu cognition, memory, divergent
production, convergent production, dan evaluation.
2) Berdasarkan atas isi (content) yang diproses ada 4 (empat) macam,
yaitu: figural, symbolic, semantic
dan behavioral.
3)
Berdasar
atas bentuk informasi yang dihasilkan (product)
ada 6 macam yaitu: unit, classes relations,
systems, transformations, dan implications.
Menurut teori ini faktor pokoknya adalah faktor “c”, dan pada
hakikatnya faktor “c” merupakan faktor dari faktor intelegensi ini.
1 komentar:
ini bagus, sumbernya darimana ya? tolong dicantumin, terimakasih
Have any question? Feel Free To Post Below: