Nikon 1 : nama baru untuk sistem kamera Nikon mirrorless
Setelah lama ditunggu, akhirnya Nikon memutuskan untuk ikut terjun di dunia kamera mirrorless, menyusul langkah Olympus, Panasonic, Sony dan Pentax yang lebih duluan lahir. Hal ini menepis anggapan kalau Nikon tidak akan mau membuat kamera mirrorless karena sudah nyaman dengan penjualan kamera DSLR mereka. Untuk langkah awal Nikon meluncurkan dua tipe kamera yaitu Nikon V1 dan Nikon J1 dengan lensa yang tentunya bisa dilepas. Seperti apa opini saya untuk sesuatu yang baru ini? Simak selengkapnya.
Nikon (dan juga Canon) adalah market leader kamera DSLR beserta segala jenis lensanya. Pesaing seperti Olympus, Pentax atau Sony tak banyak berharap untuk meraih share yang banyak di segmen DSLR. Bahkan Panasonic yang sempat membuat kamera DSLR pun seperti enggan untuk kembali membuat kamera serupa. Jadilah kesamaan nasib ini membuat mereka (Olympus, Panasonic, Sony, Samsung dan Pentax) memilih bersaing di segmen lain, yakni kamera mirrorless (entah apakah di masa mendatang Kodak atau Fuji akan ikut menyusul langkah serupa). Yang terjadi selanjutnya Nikon dan juga Canon terus ditekan dari segala arah. Pesaing yang membuat kamera mirrorless mulai menggerogoti share penjualan DSLR Nikon dan Canon. Di sisi lain, Nikon dan Canon fanboy (orang yang fanatik terhadap satu merk) menekan Nikon dan Canon untuk membuat kamera mirrorless supaya tidak kehilangan muka. Padahal Nikon atau Canon sadar betul kalau membuat kamera mirrorless justru akan membuat situasi semakin rumit karena DSLR mereka mungkin akan semakin kurang laku.
Tapi akhirnya Nikon memutuskan untuk mencoba peruntungannya dengan membuat konsep sistem kamera mirrorless baru yang unik dan membuat banyak pro dan kontra diantara para fotografer (kelihatannya sih lebih banyak yang kontra). Padahal berbeda dengan merk lain (misal Sony), Nikon tidak mungkin akan membuat kamera mirrorless yang sama bagusnya dengan DSLR mereka. Maka itu yang terjadi adalah lahirnya sistem kamera dengan sensor yang kecil, bahkan masih lebih kecil dari kamera Micro Four Thirds dan dikenalnya crop factor baru yaitu 2,7 x.
Inilah spek teknis dari kamera Nikon mirrorless yang baru saja diluncurkan :
- nama : Nikon 1
- format kamera : mirrorless (tanpa cermin seperti di DSLR)
- pilihan produk : J1 (kamera saku ekonomis) dan V1 (kamera saku premium)
- nama mount lensa : Nikon CX
- jenis sensor : CMOS
- ukuran sensor : 13.2 x 8.8mm
- crop factor : 2,7x
- lensa kit : 1 Nikkor 10-30mm VR (setara 28-80mm)
- lensa lain yang sudah tersedia : Lensa tele 30-110mm VR (setara 80-300mm), lensa fix 10mm dan lensa 10-100mm VR (setara 28-280mm).
Sebelum membahas kamera J1 dan V1, saya ingin menuliskan pendapat saya tentang Nikon 1 secara umum. Dari awal konsep kamera mirrorless memang bertujuan untuk menjadi alternatif dari DSLR yang besar dan berat. Maka itu kamera mirrorless tetaplah sebuah sistem kamera dengan jajaran lensa khusus yang dibuat untuk itu. Sedangkan untuk urusan sensor yang dipakai, para penggagas kamera jenis ini masih mengutamakan kualitas hasil foto yang sama dengan DSLR, sehingga sensor yang dipakai adalah berukuran sama seperti DSLR. Panasonic dan Olympus memakai sensor Four Thirds, bahkan Sony dan Samsung memakai sensor APS-C. Alhasil secara umum kamera mirrorless memiliki sensor besar yang punya dua keuntungan : ISO tinggi yang aman dari noise dan bokeh yang cantik. Kejutan datang saat tiba-tiba Pentax memperkenalkan kamera mirrorless Pentax Q yang memakai sensor kecil, ukurannya persis sama dengan kamera saku. Langkah Pentax menuai banyak kritik dan juga menyisakan banyak pertanyaan mengapa Pentax sampai melakukan hal itu. Sulit dipercaya akan ada orang yang mau membeli bodi kamera yang mahal, dengan berbagai pilihan lensa hanya untuk mendapat foto dengan hasil yang pas-pasan.
Nikon 1 hadir dengan mengisi celah antara kamera mirrorless bersensor Four Thirds (sensor besar) dan kamera Pentax Q (sensor kecil). Dari ukuran sensor yang dipilih Nikon, dihasilkan crop factor yang baru yaitu 2,7x bernama Nikon CX sehingga untuk mendapatkan lensa yang punya rentang fokal 28-80mm Nikon harus membuat lensa sangat wide yaitu 10-30mm. Padahal kubu Four Thirds yang punya 2x crop factor saja kesulitan untuk membuat lensa wide. Maka format CX ini memang lebih cocok untuk rentang fokal tele, terbukti lensa tele yang setara dengan 80-300mm cukup diwujudkan dengan membuat lensa 30-110mm saja. Keuntungan sensor Nikon 1 adalah memungkinkan untuk dibuat lensa yang berukuran lumayan kecil, seperti gambar di atas. Bandingkan dengan format Sony NEX yang lensanya saja sudah besar.
Ukuran sensor Nikon 1 yang lebih besar dari sensor kamera saku (lihat gambar di atas) bisa membawa keuntungan lain yaitu semestinya sanggup memberi hasil foto yang relatif bersih dari noise di ISO menengah (sampai dengan ISO 400). Setidaknya ISO 800 bisa dipakai bila terpaksa, dengan noise yang masih bisa ditolerir. Sebagai pembanding, kamera saku akan mulai noise di ISO 200, sedangkan kamera DSLR mulai noise di ISO 800. Tapi sensor Nikon 1 masih kurang memadai untuk mendapatkan kesan foto yang namanya bokeh atau latar belakang yang blur, meski memakai bukaan besar sekalipun.
Lalu untuk siapa Nikon membuat kamera mirrorless ini? Pada dasarnya bukan hal yang mudah untuk meminta para fotografer beralih dari DSLR ke kamera mirrorless. Alasan utama adalah harga kameramirrorless yang bahkan masih lebih mahal dari kamera DSLR pemula. Alasan lain adalah kurangnya pilihan lensa dan tidak semua orang rela meninggalkan kenyamanan mengintip melalui jendela bidik optik. Nikon sadar betul akan hal itu dan dari awal tidak menargetkan para pecinta DSLR Nikon untuk memiliki Nikon 1. DSLR Nikon ditujukan untuk mereka yang hobi fotografi sampai fotografer kelas pro, sedang Nikon 1 lebih diposisikan sebagai pengisi celah antara kamera saku dan DSLR. Maka itu saya menyimpulkan kalau Nikon 1 akan disukai oleh mereka yang tidak ingin memiliki DSLR (mungkin karena ukurannya atau karena tidak ingin pusing memilih lensa), mereka yang mencari kamera kecil yang lensanya bisa dilepas namun hasilnya tetap memenuhi standar, atau mereka yang ingin punya kamera yang sama baiknya untuk foto maupun video namun tetap mudah digunakan (point and shoot).
Bila anda ingin mengenal lebih dekat dengan keluarga baru Nikon ini, berikut saya sampaikan juga spesifikasi keduanya :
Nikon J1
- sensor 10 MP CMOS
- 73 titik AF (hybrid-dengan deteksi fasa dan deteksi kontras) tercepat di dunia
- prosesor dual core Expeed 3
- layar 3 inci, 461 ribu piksel
- ada manual mode dan RAW tapi diakses lewat menu
- burst 10 fps
- ISO 100-3200, bisa ditingkatkan sampai ISO 6400
- lampu kilat dengan Guide Number 5
- full HD video, audio stereo, H.264
- baterai EN-EL20, bisa hingga 230 kali jepret
- dijual seharga 6 jutaan dengan lensa kit 10-30mm
Nikon V1 sama seperti J1 kecuali :
- bodi berbalut magnesium-alloy
- resolusi layar 900 ribu piksel
- ada jendela bidik elektronik dengan resolusi tinggi
- ada shutter mekanik
- tidak ada lampu kilat built-in
- ada input untuk mikrofon stereo
- baterai EN-EL15, bisa sampai 400 kali jepret
- dijual seharga 8 jutaan dengan lensa kit 10-30mm
Hal lain yang bisa saya tambahkan, Nikon membolehkan pemilik lensa Nikon AF-S untuk dipasang di bodi Nikon 1 asal membeli sebuah adapterkhusus. Tapi tidak halnya dengan pemilik flash Nikon, untuk bisa memasang flash di Nikon V1 perlu membeli lampu kilat SB-N5 seharga 1 jutaan yang bisa dipasang di Accesory Port. Untungnya flash SB-N5 ini serba bisa, yaitu berfungsi sebagai flash dan LED untuk rekam video. Kepala flashnya juga bisa diputar kiri kanan maupun ke atas bawah untuk teknik bouncing / menembakkan flash ke langit-langit. Uniknya, meski flash ini adalah eksternal namun tidak memiliki baterai sehingga dalam bekerja dia mengambil daya dari baterai yang ada di kamera.
Semuanya kembali ke pasar. Pasarlah yang akan menentukan apakah Nikon 1 akan sukses atau gagal. Dengan harga jualnya, kita bisa memilih DSLR kit seperti Nikon D5100 atau mirrorless lain seperti Lumix GF-3 atau Olympus E-PL3. Persaingan bakal ketat, tapi Nikon bukan tanpa persiapan untuk terjun di dunia baru ini. Nikon bahkan sudah mempersiapkan berbagai lensa dan aksesori khusus untuk format ini. Kalaupun Nikon 1 akan gagal, setidaknya Nikon sudah mencoba. Bagaimana dengan sikap yang akan diambil si musuh bebuyutan Nikon yaitu Canon, apakah berani membuat kameramirrorless atau cukup menikmati larisnya penjualan trio EOS baru mereka (1100D-600D-60D), kita tunggu saja.
sumber: http://gaptek28.wordpress.com
0 komentar:
Have any question? Feel Free To Post Below: