Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada
setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau
nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan,
dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran
nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada
internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari
di masyarakat.
Oleh karena itu, pendidikan karakter siswa SMK sangat penting,
diantaranya dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling
(selain dari pendidikan agama), yang selama ini memang sudah diselenggarakan
sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler ini merupakan salah satu media yang potensial
untuk pembinaan karakter, kemampuan, rasa tanggung jawab sosial, bekerja sama,
menghargai orang lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi peserta didik.
Peningkatan mutu akademik peserta didik dengan kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Selain itu, Bimbingan dan Konseling (BK) juga merupakan bagian
penting dalam pembentukan karakter siswa SMK, dimana BK ini sebagai media
pengarah dan pembimbing siswa mempunyai tujuan untuk mendorong: perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan datang, mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya,
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Jadi sangat jelas
bahwa BK merupakan salah satu komponen yang sangat penting didalam dunia
pendidikan sebagai salah satu yang dapat mendorong pembentukan karakter yang
baik pada siswa.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan
manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah
bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan
dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara
memadai. Pengelolaan tersebut antara lain
meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum,
pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan
komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan
salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya
membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai
secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan
pendidikan karakter yang selama ini ada di SMK perlu segera dikaji, dan dicari
altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih
operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan
peserta didik SMK mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas,
karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di Indonesia negeri maupun swasta. Semua warga sekolah,
meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah
menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil
melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best
practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Melalui program ini diharapkan lulusan SMK memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia,
kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang
baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas,
pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui
pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi
Lulusan SMK, yang antara lain meliputi sebagai berikut:
1)
Dapat menjadi lulusan
yang mampu bersaing, dan dapat menjadi pekerja teknologi tingkat menengah
2)
Memiliki jiwa
kewirausahaan, bahkan dapat melakukan wirausaha
3)
Mengamalkan ajaran agama
yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
4)
Memahami kekurangan dan
kelebihan diri sendiri;
5)
Menunjukkan sikap
percaya diri;
6)
Mematuhi aturan-aturan
sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
7)
Menghargai keberagaman
agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
8)
Mencari dan menerapkan
informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis,
dan kreatif;
9)
Menunjukkan kemampuan
berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
10) Menunjukkan kemampuan
belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
11) Menunjukkan kemampuan
menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
12) Memanfaatkan lingkungan
secara bertanggung jawab;
13) Menerapkan nilai-nilai
kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi
terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
14) Menghargai karya seni
dan budaya nasional;
15) Menghargai tugas
pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
16) Menerapkan hidup bersih,
sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
17) Berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan santun;
18) Memahami hak dan kewajiban
diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan
pendapat;
Read More »
Tags:
Pengetahuan Umum,
PSIKOLOGI